BIMBINGAN KARIR
Bab
I
Pendahuluan
A.
Sejarah
Lahirnya Bimbingan dan Konseling Karir
Konsep
bimbingan jabatan lahir bersamaan dengan konsep bimbingan di Amerika Serikat
pada awal abad keduapuluh, yang dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada
waktu itu (1850-1900), diantaranya : keadaan ekonomi; keadaan sosial, seperti
urbanisasi; kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk membentuk
kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangka
meningkatkan kemampuan diri dan statusnya; dan perkembangan ilmu (scientific),
khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimantal yang
dipelopori oleh Freechner, Helmotz dan Wundt, psikometrik yang dikembangkan
oleh Cattel, Binnet dan yang lainnya Atas desakan kondisi tersebut, maka
muncullah gerakan bimbingan jabatan (vocational guidance) yang tersebar
ke seluruh negara (Crites, 1981 dalam Bahrul Falah, 1987).
Isitilah vocational
guidance pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun 1908
ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk membantu
anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan. Pada awalnya penggunaan istilah vocational
guidance lebih merujuk pada usaha membantu individu dalam memilih dan
mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan
kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.
Namun sejak tahun 1951, para ahli mengadakan perubahan
pendekatan dari model okupasional (occupational) ke model karier (career).
Kedua model ini memliki perbedaan yang cukup mendasar, terutama dalam landasan
individu untuk memilih jabatan. Pada model okupasional lebih menekankan pada
kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan persyaratan pekerjaan. Sedangkan
pada model karier, tidak hanya sekedar memberikan penekanan tentang pilihan
pekerjaan, namun mencoba pula menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan
tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri,
rencana-rencana pribadi dan semacamnya mulai turut dipertimbangkan.
B. Definisi Bimbingan dan Konseling Karier
Dalam
pelayanan bimbingan dan konseling ada empat bidang pelayanan yang harus
diberikan kepada siswa yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar dan bimbingan karir. Bimbingan karir pada hakekatnya merupakan salah
satu upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi dalam membantu individu untuk
mencapai kompetisi yang diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah karir.
Donald D.
Super (1975) mengartikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi
untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya
dalam dunia kerja. Menurut batasan ini, ada dua hal penting, pertama proses
membantu individu untuk memahami dan menerima diri sendiri, dan kedua memahami
dan menyesuaikan diri dalam dunia kerja. Oleh sebab itu yang penting dalam
bimbingan karir adalah pemahaman dan penyesuaian diri baik terhadap dirinya
maupun terhadap dunia kerja. Tolbert, (1975:27) memaparkan bahwa “Career
guidance … encompasses all of the service that aim at helping pupils make
occupational and educational plans and decisions “. Pengertian Tolbert
ini mengandung makna bahwa bimbingan karir merupakan salah satu bentuk layanan
dalam membantu siswa merencanakan karirnya.
Berdasarkan
uraian terdahulu maka dapat dikatakan bahwa bimibingan karir merupakan suatu
proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk
layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap sesuai dengan bakat,
minat dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian serta faktor-faktor yang
mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan diri
tersebut misalnya informasi karir yang diperoleh siswa dan status sosial
ekonomi orang tua. Peters dan Shetzer (1974:267) mengemukakan bahwa tujuan
bimbingan karir adalah membantu siswa dengan cara yang sistematis dan terlibat
dalam perkembangan karir. Guru pembimbing hendaknya dapat membantu siswa
merencanakan karirnya sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang
dimilikinya. Moh. Surya (1988:14) menyatakan bahwa tujuan bimbingan karir
adalah membantu individu memperoleh kompetensi yang diperlukan agar dapat
menentukan perjalanan hidupnya dan mengembangkan karir kearah yang dipilihnya
secara optimal.
Dari
penjelasan-penjelasan di atas, secara essensial bimbingan karir merupakan salah
satu proses layanan yang bertujuan membantu siswa dalam proses pemahaman diri,
pemahaman nilai-nilai, pengenalan lingkungan, hambatan dan cara mengatasinya
serta perencanaan masa depan.
Masa depan
harus direncanakan disongsong bukan di tunggu. Awal masa depan itu adalah “di
sini dan sekarang”. Persiapan untuk menyongsong masa depan dilakukan melalui
prosedur-prosedur tertentu baik melaui pendidikan informal, formal maupun non
formal. Melalui pendidikan di sekolah siswa dibekali dengan berbagai
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap- sikap tertentu. Bekal yang
diperoleh siswa di sekolah bertujuan untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia
kerja.
Pacinski
dan Hirsh (1971:8) menegaskan bahwa sekolah-sekolah mendapat kesempatan yang
berharga melaui proses pendidikan untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia
kerja. Salah satu bentuk layanan yang diberikan sekolah dalam upaya
mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja adalah bimbingan karir di samping
kegiatan kurikuler. Melalui bimbingan karir siswa akan memperoleh pemahaman
yang lebih tepat tentang dirinya, pengenalan terhadap berbagai jenis
sumber-sumber kehidupan serta penghargaan yang objektif dan sehat terhadap
karir.
Untuk mengantar siswa ke gerbang
masa depan (pendidikan dan pekerjaan) yang diharapkan, program bimbingan karir
yang dicanangkan di sekolah merupakan wadah yang tepat untuk itu.
1. Pemantapan
pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
2. Pemantapan
orientasi dan informasi karier pada umumnya dan karier yang hendak dikembangkan
pada khususnya.
3. Orientasi
dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
4. Pengenalan
berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMA.
5. Orientasi
dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi,
khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
6. Khusus untuk
Sekolah Menengah Kejuruan; pelatihan diri untuk keterampilan kejuruan khusus
pada lembaga kerja (instansi, perusahaan, industri) sesuai dengan program
kurikulum sekolah menengah kejuruan yang bersangkutan. (Muslihudin, dkk, 2004)
C.
Pentingnya
Informasi Karir dalam Layanan Bimbingan dan Konseling Karier
Permasalahan karir merupakan permasalahan masa depan siswa.
Kegiatan masa sekarang akan mewarnai masa depan seseorang. Agar siswa SMA dapat
menyiapkan masa depannya dengan baik, siswa harus dibekali dengan sejumlah
informasi karir yang akan dipilihnya. Informasi yang cukup dan tepat tentang
seseorang individu, merupakan aset bagi individu yang bersangkutan untuk
memahami faktor-faktor yang ada pada dirinya, faktor kekuatan maupun faktor
kelemahan-kelemahannya. Menurut John Hayes dan Barrie Hopson (1981:37)
informasi karir adalah informasi yang mendukung perkembangan bidang pekerjaan,
dan berdasarkan informasi itu memungkinkan seseorang mengadakan pengujian akan
kesesuaian dengan konsep dirinya. Lebih lanjut dikatakan informasi karir tidak
hanya sekedar merupakan objek faktual, tetapi sebagai kemampuan proses
psikologis untuk mentransformasikan informasi itu dikaitkan dengan pilihan dan
tujuan hidup masa depan.
Dewa Ketut Sukardi (1984:112) mengemukakan pada dasarnya
informasi karir terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan atau karir
dan bertujuan untuk membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan
pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa informasi karir/jabatan meliputi fakta-fakta yang relevan
dengan butir-butir berikut:
1. Potensi pekerjaan termasuk luasnya,
komposisinya, faktor-faktor geografis, jenis kelamin, tingkat usia, dan
besarnya kelompok-kelompok industri.
2. Struktur kerja dan besarnya
kelompok-kelompok kerja
3. Ruang lingkup dunia kerja meliputi;
pemahaman lapangan kerja, perubahan populasi permintaan dari masyarakat umum
yang membaik dan perubahan teknologi.
4. Perundang-undangan peraturan atau
perjanjian kerja.
5. Sumber-sumber informasi dalam rangka
mengadakan studi yang berkaitan dengan pekerjaan.
6. Klasifikasi pekerjaan dan informasi
pekerjaan.
7. Pentingnya dan kritisnya pekerjaan.
8. Tugas-tugas nyata dari pekerjaan dan
hakekat dari pekerjaan.
9. Kualifikasi yang memaksa untuk
bekerja dalam bermacam-macam pekerjaan.
10. Pemenuhan kebutuhan untuk
bermacam-macam pekerjaan.
11. Metode dalam memasuki pekerjaan dan
meningkatkan prestasi kerja
12. Pendapat dan bentuk-bentuk imbalan
dari bermacam-macam pekerjaan
13. Kondisi-kondisi kerja dalam
berjenis-jenis pekerjaan
14. Kriteria untuk penilaian terhadap
materi informasi pekerjaan
15. Ciri-ciri khas tempat kerja
D. Tujuan Bimbingan dan Konseling Karier
Bimbingan dan konseling karier yang
dilaksanakan di sekolah memiliki beberapa tujuan umum, yaitu:
1.
Memiliki
pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.
2.
Memiliki
pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan
kompetensi karir.
3.
Memiliki
sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan
sesuai dengan norma agama.
4.
Memahami
relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan
keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya
masa depan.
5.
Memiliki
kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis
pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6.
Memiliki
kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional
untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi
kehidupan sosial ekonomi.
7.
Dapat
membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang
konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan
tersebut.
8.
Mengenal
keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu
karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu,
maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan
apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
9.
Memiliki
kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
Sedangkan tujuan bimbingan dan
konseling karir di SMA ialah :
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian
studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang.
2. Mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal.
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan
yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, maupun lingkungan kerja. Untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk :
Ø Mengenal dan memahami potensi,
kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya.
Ø Mengenal dan memahami potensi atau
peluang yang ada di lingkungannya.
Ø Mengenal dan menentukan tujuan dan
rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut.
Ø Memahami dan mengatasi
kesulitan-kesulitan sendiri.
Ø Menggunakan kemampuannya untuk
kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat.
Ø Menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tuntutan dari lingkungannya.
Ø Mengembangkan segala potensi dan
kekuatan yang dimilikinya secara optimal.
E. Praktikum Bimbingan dan Konseling Karier
Dengan menilik pentingnya bimbingan dan konseling karier di sekolah, maka
penulis pun mendapat mata kuliah bimbingan dan konseling karier beserta
praktikumnya. Dalam mata kuliah bimbingan dan konseling karier, penulis
diajarkan berbagai hal tentang bimbingan dan konseling karier, dan pendalaman
tentang bimbingan dan konseling karier itu sendiri. Setelah itu penulis
mendapatkan mata kuliah praktikum bimbingan dan konseling karier, pada
mata kuliah ini diajarkan cara membuat perencanaan program kerja yang terdiri
dari program kerja tahunan, program kerja semesteran, program kerja bulanan
dan program kerja mingguan. Dan juga
membuat silabus yang dibuat berdasarkan program kerja yang telah dibuat dan
yang terakhir adalah membuat satuan layanan Bimbingan dan Konseling yang
diambil dari silabus.
Program kerja yang penulis pelajari dan penulis buat pada praktikum ini ada
empat, yaitu program kerja tahunan, program kerja semesteran, program kerja
bulanan, serta program kerja mingguan. Setelah penulis membuat program kerja,
kemudian penulis membuat silabus yang bersumber dari program kerja yang telah
penulis buat, setelah itu penulis membuat satlan yang bersumber dari silabus
yang telah penulis buat dan rencanakan juga, yang dimana satlan tersebut
menjadi rencana dan acuan penulis dalam memberikan layanan bimbingan dan
konseling karier kepada para siswa.
Dalam praktikum ini, penulis terbagi menjadi tiga kelompok besar, yang di
dalamnya terdapat empat kelompok kecil yang masing-masing membuat program
kerja, silabus dan satuan layanan berdasarkan tingkat sekolah yang penulis
dapatkan. Tingkatan sekolah tersebut antara lain, Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir (SLTA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Pada pembagian tersebut, penulis mendapatkan bagian
Sekolah Menengah Atas (SMK). Setelah tugas tersebut selesai maka
tugas yang selanjutnya adalah mempraktekan secara langsung program kerja yang
telah dibuat dengan cara menyimulasikan di depan kelas dengan seolah-olah berperan
sebagai guru BK yang sedang mengajar dikelas dan anggota kelompok berperan
sebagai siswa.
Bab
II
Peyusunan Rencana Layanan BK Karier
A. Program
kerja
Program
kerja bimbingan dan konseling merupakan rencana kerja yang disusun sebagai
acuan dalam pemberian materi atau layanan kepada para siswa atau konseli, yang
disesuaikan dengan tahapan perkembangan, yang bertujuan untuk tercapainya
perkembangan siswa secara efektif dan optimal. Dengan adanya program kerja ini,
guru bimbingan dan koseling atau konselor sekolah, dapat dengan mudah
memberikan layanannya kepada para siswa sesuai kebutuhan para siswa.
Dalam
penyusunan program kerja (Proker) ini, penulis membaginya menjadi empat bagian,
yaitu program kerja tahunan (Prota), program kerja semesteran (Promes), program
kerja bulanan, program kerja mingguan. Dalam penyusunan program kerja ini
penulis berpedoman pada contoh program kerja SMA N 5 Surakarta, karena memang
sebelumnya belum memiliki pengalaman membuat program kerja, penulis berusaha
sebaik mungkin berusaha memilah dan memilih standar kompetensi yang cocok
dengan bidang bimbingan karir.
1.
Program
kerja tahunan (Prota)
Program kerja tahunan merupakan rencana kerja yang
disusun untuk satu tahun pelajaran dalam pemberian layanan bimbingan dan
konseling. Program kerja tahunan ini, penulis sesuaikan dengan pola 17+ yang
ada dalam panduan layanan bimbingan dan konseling, tetapi penulis hanya
mengambil beberapa layanan yang sesuai untuk dapat diterapkan di sekolah, yaitu
al: Layanan Orientasi, Layanan Informasi, Layanan
Penempatan/Penyaluran, Layanan Penguasaan Konten,
Layanan Konseling
Perorangan, Layanan Bimbingan Kelompok,
Layanan Konseling
Kelompok,
Layanan konsultasi,
Layanan mediasi,
Aplikasi instrumentasi,
Himpunan data,
Konferensi kasus,
Kunjungan Rumah,
Tampilan kepustakaan,
Alih Tangan Kasus.
Dalam
penyusunan program kerja tahunan ini penulis khususkan untuk layanan bimbingan
dan konseling karier saja, karena mata kuliah ini adalah praktikum bimbingan
dan konseling karier. Dikarenakan penulis memperolaeh bagian SMA, maka program
kerja ini penulis sesuaikan dengan kebutuhan dan program studi siswa yang telah
dibuat sebelumnya. Di SMA mengenalkan program –program study di SMA ini,
2.
Program
kerja semesteran (Promes)
Program kerja semesteran merupakan rencana kerja
yang disusun untuk pelayanan bimbingan dan konseling dalam jangka waktu satu
semester. Program kerja ini bersumber dari program kerja tahunan yang
telah disusun sebelumnya. Dalam
penyusunan program kerja semesteran ini, masih bersifat gambaran secara umum
mengenai bimbingan karier yang akan di berikan kepada siswa selama satu
semester, tetapi lebih khusus dibandingkan dengan program kerja tahunan yang
telah disusun.
Program kerja ini pun disesuaikan dengan pola 17+
dan sesuai pula dengan kebutuhan para siswa. Beberapa layanan yang terdapat
dalam program kerja semesteran ini al: Layanan Orientasi, Layanan Informasi,
Layanan
Penempatan/Penyaluran, Layanan Penguasaan Konten,
Layanan Konseling
Perorangan, Layanan Bimbingan Kelompok,
Layanan Konseling
Kelompok,
Layanan konsultasi,
Layanan mediasi,
Aplikasi instrumentasi,
Himpunan data,
Konferensi kasus,
Kunjungan Rumah,
Tampilan kepustakaan,
Alih Tangan Kasus.
3.
Program
kerja bulanan
Program kerja bulanan merupakan rencana kerja yang
disusun setiap bulannya dalam satu tahun untuk pelayanan bimbingan dan
konseling. Dalam penyusunann program kerja bulanan ini bersumber dari program
kerja semesteran yang disusun sebelumnya. Dari program semesteran tersebut,
dibagi menjadi enam bulan layanan, yang setiap bulannya memiliki tema yang
berbeda dan disesuaikan dengan kebutuhan serta program kegiatan belajar
mengajar siswa.
Ada beberapa bulan yang temanya tersebut salig
berkaitan. Hal ini bertujuan agar siswa lebih memahami tentang pokok bahasan
yang disampaikan oleh guru BK atau konselor sekolah. Penyusunan program kerja
bulanan ini pun tetap berdasarkan pada beberapa pola 17+, yaitu Layanan Orientasi,
Layanan Informasi,
Layanan
Penempatan/Penyaluran, Layanan Penguasaan Konten,
Layanan Konseling
Perorangan, Layanan Bimbingan Kelompok,
Layanan Konseling
Kelompok,
Layanan konsultasi,
Layanan mediasi,
Aplikasi instrumentasi,
Himpunan data,
Konferensi kasus,
Kunjungan Rumah,
Tampilan kepustakaan,
Alih Tangan Kasus.
4.
Program
kerja mingguan
Program
kerja mingguan merupakan rencana kerja yang disusun setiap minggunya dalam satu
bulan untuk pelayanan bimbingan dan konseling. Penyusunan program kerja
mingguan ini bersumber dari program kerja bulanan yang telah disusun
sebelumnya. Dari satu tema dalam setiap bulan, dibagi menjadi empat sub tema
yang saling berkaitan dalam setiap minggunya. Keempat sub tema ini dapat di
tempatkan dalam berbagai layanan yang ada di pola 17+. Dalam satu minggunya
dapat dicantumkan lebih dari satu layanan yang ada di pola 17+, tetapi antar satu
layanan dengan layanan yang lain saling melengkapi dan relevan, bukan tumpang
tindih antara satu dengan yang lainnya. Hal ini bertujuan agar guru BK dapat
mengarahkan siswa secara tepat dan benar dalam pencapaian perkembangannya dan
pemenuhan kebutuhannya.
B.
Silabus
1. Pengertian
Silabus adalah rencana pemberian layanan dalam satu kelompok tema tertentu
yang mencakup standart kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, materi
pokok, sumber atau alat atau bahan, alokasi waktu, dan penilaian.
2. Prinsip Pengembangan Silabus
a. Ilmiah
Keseluruhan
materi dalam kajian silabus harus benardan dapat dipertanggung jawabkan secara
keilmuan.
b. Relevan
Cakupan,
kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi sesuai dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta
didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen
silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d.
Konsisten
Adanya
hubungan konsisten (Tata asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan penilaian.
e.
Memadai
Cakupan
indikator, pengalaman belajar, materi pokok, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f.
Aktual dan Kontekstual
Cakupan
indikator, pengalaman belajar, materi pokok dan penilaian harus memperhatikan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai dengan konteksnya.
g.
Fleksibel
Keseluruhan
komponen silabus dapat mengakomodasi pendidik serta dinamika perubahan yang
terjadi di lembaga dan tuntutan masyarakat
h.
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif, afektif, dan psikomotor)
3. Langkah Penyusunan Silabus
a.
Identifikasi, yaitu identitas suatu jurusan kelas dari
semester.
b.
Perumusan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
1)
Merumuskan SK setiap mata pelajaran berdasarkan tujuan
akhir mata pelajaran tersebut.
2)
Merinci atau melakukan penggalan-penggalan SK menjadi
KD untuk memudahkan pencapaian dan pengukuran.
3)
Dapat menambahkan KD bilamana perlu dan masih dianggap
relevan.
c.
Menentukan materi pokok dan SUB materi pokok
Materi pokok dan sub materi pokok adalah materi layanan yang dibutuhkan peserta didik untuk mencapai
KD yang telah ditentukan dengan mendasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1)
Prinsip Relevansi
Artinya ada
kesesuaian antara materi pokok dan uraian materi pokok dengan KD yang ingin
dicapai
2)
Prinsip konsentensi
Adanya
keajegan antara materi pokok dan urutan materi pokok dengan KD dan SK
3)
Prinsip edukasi
Artinya ada
kecukupan materi pelajaran yang diberikan untuk mencapai KD.
Dalam
penyusunan silabus ini, penulis mengacu pada penyusunan program kerja yang
sudah penulis susun di atas. Penyusunan silabus penulis sesuaikan dengan tugas
perkembangan siswa SMA. Setiap aspek tugas perkembangan penulis bagi ke dalam
beberapa kompetensi dasar yang nantinya akan mempunyai beberapa indikator
keberhasilan bagi para siswa atau peserta didik. Setelah itu, penulis
menentukan metode penyampaian layanan yang akan penulis laksanakan al: metode
ceramah, tanya jawab, diskusi, dll. Kemudian penulis menentukan materi yang
akan penulis sampaikan kepada siswa sesuai dengan tema pada program kerja yang
telah disusun serta alokasi waktu yang penulis perlukan dalam penyampaian layanan
tersebut. Disamping itu penulis juga menentukan penilaian terhadap layanan yang
telah penulis sampaikan terhadap siswa yang menerima layanan tersebut.
Penilaian tersebut bervariasi, seperti : penilaian segera, jangka pendek dan
jangka panjang. Setelah semuanya terselesaikan, penulis menjadikannya acuan
dalam pembuatan sebuah satuan layanan yang akan penulis sampaikan kepada siswa
setiap harinya.
Seperti
halnya dalam penyusunan program kerja di atas, penyusunan silabus yang penulis
susun pun mendapatkan kritik dan saran dari asisten dosen. Sehingga penulis pun
harus merevisi silabus yang penulis sudah susun sehingga menjadi sebuah silabus
yang cukup baik untuk diterapkan dalam pelaksanaan di sekolah
C.
Satuan
Layanan Bimbingan dan Konseling
Setelah keseluruhan program kerja dan silabus
terselesaikan, maka langkah selanjutnya adalah membuat satuan layanan (Satlan).
Satlan merupakan satuan layanan yang harus dibuat setiap akan memberikan
layanan kepada siswa. Satlan ini dibuat berdasarkan silabus yang telah dibuat.
Satlan ini merupakan program yang dibuat secara spesifik dan merupakan pedoman
dalam memberikan materi layanan.
Dalam pembuatan satlan ini, penulis satu
kelompok kecil membagi tugas untuk membuat satuan layanan layanan informasi,
bimbingan kelompok dan layanan penempatan dan penyaluran. Dalam pembagian ini,
penulis mendapatkan layanan penempatan dan penyaluran, oleh karena itu penulis
mengambil judul layanan yaitu tentang penyaluran dunia industry. Dalam
penyusunannya penulis tidak terlalu mengalami banyak kesulitan, karena penulis
telah dibiasakan untuk membuat satlan setiap akan membuat simulasi layanan
bimbingan dan konseling. Tetapi meskipun demikian, penulis tetap mendapat saran
dan kritik yang membangun dari para asisten dosen. Mengingat siswa kelas X SMA
harus sudah mempunyai gambaran dan pilihan untuk mengambil jurusan bidang study
di IPA atau IPA, maka penulis mengambil sasaran siswa SMA kelas X yang berada
dalam tahap untuk mempersiapkan karir kedepanya nanati.
Dalam satuan layanan ini penulis menentukan
beberapa tujuan layanan, adalah: Siswa mampu memahami program-program
penjurusan di SMA, siswa mampu menyebutkan program-program penjurusan di SMA
serta siswa mampu memilih jurusan yang sesuai minat dan bakatnya
Strategi
yang penulis terapkan dalam layanan penyaluran dan penempatan ini adalah
ceramah dan tanya jawab. Materi yang akan penulis sampaikan dalam layanan ini
adalah : Pengertian program jutusan di SMA, Karakteristik anak IPA dan IPS,
Kelebihan dan kekurangan siswa IPA dan IPS, Referensi memilih jurusan
.
Dalam
penyampaian layanan bimbingan konseling karier ini, ada beberapa tahapan yang
telah dilaksanakan, yaitu:
1. Pendahuluan
a. Salam
pembuka
b.
Memberi
good raport kepada siswa
c. Absen
kehadiran siswa, pengecekan keadaan siswa maupun keadaan fisik kelas
d. Apresepsi
: apakah siswa sudah memahami tentang macam-macam jurusan yang ada di SMA
2. Inti
a. Guru Mengenalkan program jurusan di SMA
b. Guru menjelaskan tentang program jurusan
di SMA
c. Guru
memaparkan karakteristik
IPA dan IPS
d. Tanya jawab / diskusi mengenai materi yang dijelaskan
3. Penutup
a. Guru
bersama dengan siswa menyimpulkam materi yang telah disampaikan
b. Guru
memberikan saran-saran pemilihan jurusan sesuai minat dan bakatnya
c. Guru
menutup pertemuan / salam penutup
Disamping hal-hal tersebut, penulis
mencantumkan beberapa komponen lain adalah , pihak-pihak tekait dalam layanan
ini. Pihak terkait dalam layanan ini merupakan wali kelas dan pembimbing
ekstrakulikuler. Karena pada prakteknya, seorang konselor atau Guru BK tidak
mungkin mengawasi seluruh siswa yang mengikuti ekstra kulikuler. Oleh karena
itu, guru BK perlu bekerjasama dengan wali kelas dan guru pembing
ekstrakulikuler untuk melatih siswanya sesuai minat dan bakat siswanya. Untuk
memperlancar penyampaian materi layanan, penulis pun menggunakan LCD, Laptop,
dan Power Point untuk menarik perhatian siswa. Semua hal tersebutpun perlu di
nilai keberhasilannya pada siswa, oleh karena itu penulis membuat tiga jangka
penilaian terhadapa perubahan siswa, yaitu penilaian segera, jangka pendek dan
jangka panjang. Penilaian Segera yang merupakan Pemahaman
materi layanan siswa, Penilaian jangka pendek
dengan mengamati siswa selama mengikuti kegiatan layanan dan partisipasi siswa
dalam memberikan tanggapan melalui angket terbuka dan Penilaian
jangka panjang yaitu dengan bekerjasama dengan wali kelas untuk mengetahui
perkembangan siswa setelah mengikuti layanan
Untuk mengantisaipasi adanya permasalahan dan
ketidak jelasan siswa, maka penulis mengaitkan layanan ini pada layanan
konseling individual.
Bab
III
Pelaksanaan
Layanan BK Karier
A.
Pemberian
Layanan
Dalam
pemberian layanan, penulis diharuskan membuat satlan terlebih dahulu yang di
ambil dari silabus yang telah disusun sebelumnya. Dalam pembuatan satlan,
penulis satu kelompok mendapatkan bagian SMA, dan dibagi menjadi beberapa
satlan, yaitu satlan informasi, bimbingan kelompok, dan penempatan penyaluran.
Dalam pemberian layanan penulis menentukan sasaran khusus bagi layanan yang
akan penulis berikan, yaitu siswa SMA kelas X untuk pemilihan jurusan IPA atau
IPS sesuai dengan minat dan bakatnya. Dalam penyampaian layanan bimbingan dan
konseling karier ini penulis mendapatkan bagian layanan informasi. Dan dalam
penyampaiannya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Pembukaan
Sebelum
layanan informasi dimulai, penulis mengkondisikan teman-teman untuk
mengkondisikan teman-teman memposisikan dirinya menjadi siswa SMA kelas X.
Setelah semuanya dapat terkondisikan dengan baik, penulis baru memulai simulasi
penyampaian layanan penempatan dan penyaluran tersebut.
a. Salam
pembuka dan good rapport
Salam pembuka dan good
rapport berfungsi untuk mengkondisikan siswa serta menarik konsentrasi siswa
terhadapa Guru BK. Dalam good rapport ini penulis menanyakan kabar mereka, mata
pelajaran apa yang telah mereka lalui sebelum penulis, dan membicarakan hal-hal
yang ringan. Hal ini bertujuan untuk membangun hubungan baik dengan para siswa.
b. Absen
kehadiran siswa, pengecekan keadaan siswa maupun keadaan fisik kelas
Sebelum memulai
penyampaian materi, penulis melakukan presensi terlebih dahulu untuk mengetahui
siapa saja yang tidak masuk dan apa alasannya. Hal tersebut secara tidak
langsung mengontrol keadaan siswa dan kelas secara keseluruhan.
c. Apresepsi
Setelah mengecek
kondisi siswa beserta kelas, penulis melakukan apresepsi kepada siswa tentang
materi yang sebelumnya telah di sampaikan dan yang akan penulis sampaikan. Hal
ini penulis lakukan untuk menyegarkan kembali ingatan para siswa dan
mengkondisikan mereka tentang apa yang akan menjadi topic bahasan untuk hari
ini. Penulis menanyakan kepada mereka beberapa pertanyaan, misal apa yang
penulis sampaikan pertemuan yang lalu, dan apakah mereka paham tentang bakat
dan minat untuk perencanaan pemilihan jurusan nantinya.
2. Inti
Setelah melakukan apresepsi, penulis
langsung menjelaskan mengenai macama-macam program penjurusan di SMA.
Pengertian program jurusan di SMA itu trbagi menjadi dua yaitu ; IPA (ilmu
pengetahuan alam ) dan IPS ( ilmu pengetahuan social ), Karakteristik anak IPA
dan IPS, Kelebihan dan kekurangan siswa IPA dan IPS.
Referensi
memilih jurusan Dalam penyampaiannya, diselingi oleh tanya jawab dari siswa
tentang minat dan bakatnya itu cenderung di IPA dan di IPS. Setelah seluruh
siswa mengerti, penulis memberikan mereka tugas untuk menuliskan kecakapan
minat dan bakatnya di jurusan IPA atau IPS. Setelah seluruh kertas dikumpulkan,
penulis dapat membantu mereka menentukan jurusan secara tepat dan sesuai dengan
siswanya. Hal tersebut agar siswa berpandangan luas dan mempunyai pandangan lain
tentang jurusan yang ada di SMA tersebut, yaitu IPA atau IPS.
3. Penutup
Sebagai
penutupnya penulis penulis memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
sesuatu yang kurang jelas dan penulis berusaha menjawab pertanyaan yang
ada,setelah itu penulis bersama dengan para siswa menyimpulkan materi layanan
yang penulis berikan hari ini, dan penulis mengungkapkan harapan-harapan
terhadap siswa setelah menerima layanan tersebut. Dan diakhiri dengan salam
penutup.
B.
Evaluasi
Pemberian Layanan
1. Evaluasi
ini penulis simpulkan dari beberapa komentar dari teman-teman, para asisten
dosen, dan penulis sendiri. Menurut para asisten dosen dan teman-teman, dalam
menyampaikan layanan bimbingan dan konseling karier ini penulis sudah bagus dan
runtut. Penguasaan materi sudah baik. Tetapi ada beberapa bagian yang belum
penulis tampilkan dan sampaikan dalam simulasi layanan tersebut, adalah:
Terlalu memihak salah satu jurusan.
Seluruh komentar, kritik dan saran tersebut sangat
memacu penulis untuk menampilkan sesuatu yang lebih baik lagi. Sehingga penulis
merevisi bagian-bagian yang penulis rasa masih kurang, dan mengganti yang tidak
relevan menjadi relevan.
Bab
IV
Penutup
A. Kesimpulan
Dalam
praktik simulasi layanan bimbingan dan konseling karier ini, saya masih
memiliki kekurangan di mana-mana. Dari materi yang kurang memberikan memaparkan
kelebihan anak IPS, pengkondisian siswa yang kurang, dan kekurang rincian dalam
menjawab pertanyaan dari siswa. Dalam pembukaan seharusnya saya menyampaikan
tujuan terlebih dahulu agar siswa mengetahui tujuan dari pada materi layanan
yang di sampaikan oleh penulis atau guru BK.
Mengenai
kekurangan dalam penyampaian dan satlan yang masih kurang sempurna, penulis
menyadari akan hal tersebut. Hal itu di sebabkan oleh kurangnya pengarahan
dalam pembuatan satuan layanan secara rinci dan ketidak tahuan penulis akan
cara pembuatan dan penyusunan seperangkat program kerja.
B. Saran
Keseluruhan pelaksanaan
dari praktek bimbingan dan konseling ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis memberikan saran bagi pelaksanaan praktek bimbingan dan konseling karier untuk kedepannya. Saran
penulis adalah :
1. Seharusnya
sebelum memberikan tugas kepada siswa untuk membuat seperangkat proker, silabus
dan satlan ada pengarahan dan bimbingan terlebih dahulu tentang langkah-langkah
pembuatan proker, silabus dan satlan.
2. Dalam
praktek bimbingan dan konseling sebaiknya ada kerjasama dan komunikasi yang
baik antar asisten dosen, agar dalam pelaksanaannya dapat lebih baik dan sesuai
dengan yang diharapkan.
3. Untuk
praktek BK karier selanjutnya pelaksanaannya jangan terlalu sore, karena
keadaan mahasiswa juga sudah letih dan kurang efektif pelaksanaannya setra
kurangnya tempat untuk praktik BK Karir,jadi suasananya kurang kondusif.
4. Dalam
pemberian saran dan masukan oleh asisten sebaiknya lebih dapat memberikan input
positif kepada mahsiswa agar mahasiswa sendiri dapat memperbaiki kesalahan dan
dan mengerti bagaimana yang seharusnya.