Minggu, 27 Mei 2012

STUDY KASUS


STUDY KASUS
A.    Pengertian Study Kasus
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya.
Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan mengujihipotesis.
Study kasus merupakan suatu penelitian atau penyelidikan intensif, mencakup semua informasi relevan terhadap seorang atau beberapa orang biasanya berkenaan dengan satu gejala psikologis tunggal
Study kasus merupakan informasi-informasi historis atau biografis tentang seorang individu seringkali mencakup pengalaman dalam terapi.
Pendapat lain menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu strategi riset, penelaahan empiris yang menyelidiki suatu gejala dalam latar kehidupan nyata. Strategi ini dapat menyertakan bukti kuatitatif yang bersandar pada berbagai sumber dan perkembangan sebelumnya dari proposisi teoretis. Studi kasus dapat menggunakan bukti baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian dengan subjek tunggal memberikan kerangka kerja statistik untuk membuat inferensi dari data studi kasus kuantitatif.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Studi Kasus :
1.      Seseorang harus mampu mengajukan pertanyaan yang baik dan mampu untuk menginterpretasikan jawaban-jawaban
2.         Seseorang harus dapat menjadi pendengar yang baik dan tidak terperangkap oleh prakonsepsi sendiri
3.         Seseorang diharapkan mampu menyesuaikan diri dan fleksibel agar situasi yang baru dialami dapat dipandang sebagai kesempatan/ peluang bukan ancaman
4.         Seseorang harus memiliki daya tangkap yang kuat terhadap isu-isu yang akan diteliti, apakah hal ini merupakan orientasi teoritis atau kebijakan.
5.         Sesorang harus tidak bias, oleh anggapan-anggapan yang sudah ada sebelumnya, seseorang harus peka dan responsif terhadap bukti-bukti yang kontradiktif
3 Prinsip pengumpulan data
1.         Menggunakan multi sumber bukti, menggunakan banyak informan dan memperhatikan sumber-sumber bukti lainnya
2.         Menciptakan data dasar studi kasus, mengorganisir dan mengkoordinasikan data yang telah terkumpul, biasanya studi kasus memakan waktu yang cukup lama dan data yang diperolehnya pun cukup banyak sehingga perlu dilakukan pengorganisasian data agar data yang terkumpul tidak hilang saat dibutuhkan nanti
3.         Memelihara rangkaian bukti, tujuannya agar bisa ditelusuri dari bukti-bukti yang ada, berkenaan dengan studi kasus yang sedang dijalankan. Penting ketika menelusuri kekurangan data lapangan.
Analisa data Studi Kasus
1.         Strategi umum
a.       memasukkan informan dalam daftar yang berbeda
  1. membuat matriks kategori dan menempatkan bukti-bukti ke dalam kategori tersebut
  2. menciptakan analisis data – flowchart dan perangkat lainnya- guna memeriksa data yang bersangkutan
  3. mentabulasi frekwensi peristiwa yang berbeda
  4. memeriksa kekompleksan tabulasi dan hubungan dengan mengkalkulasikan angka urutan.
  5. Memasukkan informan ke dalam urutan kronologis/ menggunakan skema waktu

Ada dua jenis analisa dalam analisa umum
  1. Mendasarkan pada proposisi teori, menganalisa dengan mendasarkan pada proposisi teori yang digunakan dalam studi kasus
  2. Mengembangkan deskripsi kasus, mengembangkan suatu kerangka kerja deskriptif untuk mengorganisasikan studi kasus
2. Bentuk Analisa Dominan
  1. Penjodohan Pola, membandingkan antara kenyataan dan hipotesa/ dugaan-dugaan (berdasarkan teori dan konsep)
  2. Pembuatan penjelasan, tujuannya menganalisa data studi kasus dengan cara membuat suatu penjelasan tentang kasus yang bersangkutan.
  3. Analisa deret waktu, lebih menekankan pada urutan waktu secara kronologis
3.       Analisa kurang dominan (Lesser Modes)
  1. Menganalisis unit-unit terpancang, biasanya melihat unit-unit yang kurang dominan ketimbang kasusnya sendiri
  2. Membuat observasi berulang, bisa dipandang sebaga tipe analisa deret waktu khusus, dan biasanya diterapkan dengan menganalisa kasus yang sama di waktu yang berbeda, bahkan terkadang informannya un berbeda
  3. Analisa sekunder lintas kasus, analisa digunakan karena studi kasus yang dilakukan mendapat teralu banyak data, terutama data-data sekunder. Langkah yang perlu diambil adalah melakukan pengkodingan tertutup, dan membandingkan data-data yang ada dengan hasil penemuan studi kasus.
Struktur penulisan laporan Studi Kasus
1.      Struktur analisis linier, uraian sub-sub topiknya mencakup isu/ persoalan yang diteliti, temuan dikumpulkan dan dianalisa
2.      Struktur komparatif, membandingkan antara 2 atau lebih kasus dengan menggunakan standar yang sama
3.      Struktur kronologis, menyajikan berdasarkan waktu atau kejadian secara berurutan
4.      Struktur pengembangan teori, untuk mengembangkan teori sehingga harus mengikuti alur logika pengembangan teori.
5.      Struktur ketegangan, menyajikan inti penemuan di tengah sampai akhir laporan
6.      Struktur tidak berurutan, tidak ada standar, yang dipentingkan disini pengungkapan data secara menyeluruh.
Jenis-jenis laporan Studi Kasus
1.      Tidak tertulis, dengan menyajikan dalam bentuk dokumentasi, film dan sebagainya
2.      Dalam bentuk tertulis :
1.      Studi kasus tunggal klasik, hanya menyajikan satu kasus saja
2.      Multi Kasus, penulisan laporan berdasarkan orang per orang
3.      Studi kasus dengan format tanya jawab, penyajian laporan dikategorikan berdasarkan pertanyaan
4.      Studi kasus lintas kasus, menganalisa kasus per kasus terkadang dengan membandingkan atau membuat kontradiksi antar kasus
B.     Study Kasus Penelitian
1. Pengertian Studi Kasus Penelitian
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus penelitian merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu . Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang penting.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.
2. Jenis-jenis Studi Kasus
a. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusun perkembangan organisasinya. Studi mi sening kunang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kunang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.
b. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalul observasi peran-senta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
c. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu onang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hiclup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang. masa remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
d. Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi.
e. Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
f. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.
3. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
a. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumbersumber yang tersedia;
b. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;
c. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan;
d. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;
e. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehiclupan seseorang atau kelompik.
4. Ciri-ciri Studi Kasus yang Baik
a. Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang berkaitan dengan kepentingan umum
atau bahkan dengan kepentingan nasional.
b. Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas, kelengkapan ini juga ditunjukkan
oleh kedalaman dan keluasan data yang digali peneliti, dan kasusnya mampu diselesaikan oleh penelitinya dengan balk dan tepat meskipun dihadang oleh berbagai keterbatasan.
c. Mampu mengantisipasi berbagai alternatif jawaban dan sudut pandang yang berbeda-beda.
d. Keempat, studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang paling penting saja, baik yang mendukung pandangan peneliti maupun yang tidak mendasarkan pninsip selektifitas.
e. Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik sehingga mampu terkomunikasi
pada pembaca.
Orientasi teoritik dan pemilihan pokok studi kasus dalam penelitian kualitatif bukanlah perkara yang mudah, tetapi tanpa memperdulikan kedua hal tersebut akan cukup menyulitkan bagi peneliti yang akan turun ke lapangan. Dengan memahami orientasi teoritik dan jenis studi yang akan dipilih maka setidak-tidaknya seorang peneliti telah akan mempersiapkan diri sebelum benan-benar terjun dalam kancah penelitian.
C.    Studi Kasus Bimbingan dan Konseling
Dalam era kemajuan informasi dan teknologi, siswa semakin tertekan dan terintimidasi oleh perkembangan dunia, akan tetapi belum tentu diimbangi dengan perkembangan karakter dan mental yang mantap. Seorang guru bimbingan dan konseling atau konselor mempunyai tugas yaitu membantu siswa untuk mengatasi permasalahan dan hambatan dan dalam perkembangan siswa.
Setiap siswa sebenarnya mempunyai masalah dan sangat variatif. Permasalahan yang dihadapi siswa dapat bersifat pribadi,social, belajar atau karir.oleh karena itu keterbatasan kematangan siswa dalam menggali dan memahami hambatan dan permasalahan yang dihadapi siswa, maka konselor pihak yang berkompeten perlu memberikan intervensi. Apabila siswa tidak mendapatkan intervensi, siswa mendapatkan permasalahan yang cukup berat dipecahkan. Konselor sekolah senantiasa diharapkan untuk mengetahui keaaan siswanya secara mendalam. Untuk mengetahui kondisi dan keadaan siswa banyak metode dan pendkatan yang dapat digunakan, salah satu metode yang dapat digunakan yaitu study kasus . dalam perkembangannya olehkarena itu kompleksitas permasalahan yang dihadapi siswa dan semakin majunya perkembangan teknik-teknik pendukung seperti halnya teknik pengumpulan data, teknik identifikasi masalah, analisis, interprestasi dan treatment metode study kasus terus di perbaharui
Study kasus akan mempermudah konselor sekolah untuk membantu memahami kondisi siswa subyektif mungkin dan sangat mendalam. Membedah masalah dan hambatan yang di alami siswa sampai berakar permasalahan, dan akirnya konselor dapat menentukan skala prioritas penanganan dan pemecakan masalah bagi siswa tersebut.
Studi kasus adalah studi analisakomperhensif dengan menggunakan berbagai teknik. Bahan dan alat mengenai gejala atau cirri-ciri atau karakteristik berbagai masalah atau tingkah laku menyimpang, baik individu maupun kelompok. Analisa itu mencakup aspek-aspek kasus seperti jenis, keluasaan dan kedalaman permasalahannya, latar belakang masalah / diagnose dan latar depan prognosis, lingkungan atau kondisi iondividu atau kelompok dan upaya memotivasi terungkapnya masalah terhadap guru pembimbing (konselor) sebagai orang mengkaji kasus. Data yang telah didapatkan oleh konselor kemudian diventaris dan diolah sedemikian rupa hingga mudah untuk diinterpretasi masalah dan hambatan individu dalam penyesuainnya.
Tujuan studi kasus bimbingan dan konseling
Studi kasus diadakan untuk memahami siswa sebagai individu dalam keunikannya dan dalam keseluruhannya, kemudian dari pemahaman dari siswa yang mendalam, konselor dapat membantu siswa mencapai penyesuaian yang lebih baik dan penyesuaiaanya pada diri sendiri serta lingkungannya sehingga siswa dapat memahami permasalahan dan hambatan hidupnya dan tercipta keselarasan dan kebahagiaan bagi siswa tersebut. Sehingga siswa tersebut dapat memahami diri,menerima diri, mengaktualisasikan diri dan dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Sasaran study kasus bimbingan dan konseling
Sasaran study kasus adalah individu yang menunjukkan gejala atau masalah yang serius sehingga memerlikan bantuan yang serius pula,biasanya dipilih menjadi sasaran bagi studi kasus adalah murid yang menjadi satu problema. Jadi seorang murid itu dalam keadaan sehat rohani dan tidak mengalami keadaan mental. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar